Back Off, Oh Masters of the Universe
Terjemahan esai karya Jordan Peterson. Terbit 15 Agustus 2022 di The Telegraph.
Deloitte adalah perusahaan jasa penghubung tenaga profesional terbesar di dunia. Bermarkas di London, Deloitte merupakan salah satu dari empat perusahaan akuntansi terbesar di dunia yang menawarkan konsultasi audit pajak dan layanan hukum untuk klien korporat. Dengan sepertiga dari sejuta tenaga profesionalnya bekerja dalam bidang-bidang tersebut di seluruh dunia, dan sebagai perusahaan swasta terbesar ketiga di Amerika, Deloitte adalah sebuah raksasa dengan tentakel yang banyak dan luas jangkauannya. Singkatnya, Deloitte merupakan sebuah entitas yang kita semua harus ketahui, bukan hanya karena perusahaan-perusahaan semacam itu tidak lagi membatasi diri dalam ranah yurisdiksi yang sepantasnya, katakanlah sebagai badan usaha yang berfokus mencari keuntungan, tapi juga karena secara sadar atau tidak, mereka telah merambah peran sebagai penasehat kaum globalis, yang kebijakan-kebijakannya telah memicu keresahan cukup besar di seluruh dunia.
Jika Anda ingin tahu penyebab protes petani dan nelayan di Belanda, konvoi pengemudi truk di Kanada, protes jaket kuning di Prancis, pemberontakan petani di India beberapa tahun lalu, kolapsnya Sri Lanka baru-baru ini atau krisis energi di Eropa dan Australia, Anda bisa mempelajari pernyataan terbaru yang dikeluarkan Deloitte. Meski tidak bertanggung jawab secara langsung, Deloitte menawarkan sebuah rekomendasi kepada groupthink kelompok elit yang telah memicu terjadinya peristiwa-peristiwa tersebut; kepada kelompok utopia globalis yang beroperasi di media, perusahaan dan pemerintahan. Di dalam rekomendasinya itu, Deloitte menggembar-gemborkan betapa mengerikannya apokalips akibat kerusakan lingkungan.
Klaim-klaim Sensasional
Pada bulan Mei tahun ini, Deloitte merilis sebuah seruan tegas supaya kita segera bertindak mengatasi darurat iklim. Laporan yang dinamai "Titik Balik: Sebuah Rangkuman Global” itu merupakan contoh bagus akan cara berpikir birokrasi uni eropa yang telah menghasilkan kebijakan brexit (sebuah keputusan yang sangat baik dari masyarakat Inggris, menurut pandangan saya) dan juga kebijakan lain yang saat ini sedang mengancam kelangsungan hidup Uni Eropa itu sendiri.
Laporan itu dibuka dengan dua klaim. Klaim pertama menyatakan bahwa badai, kebakaran hutan, kekeringan, hujan lebat dan banjir di seluruh dunia dalam 18 bulan terakhir merupakan fenomena unik yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sebuah klaim yang meragukan. Klaim kedua menyatakan secara implisit bahwa perkembangan sains saat ini telah sampai pada titik dimana kita bisa mengatakan, tanpa keraguan sama sekali, bahwa para ahli sudah bisa dan harus memodelkan seluruh ekologi dan ekonomi planet ini, dan sebagai implikasinya, kita harus memodifikasi perilaku semua orang, dengan segala cara, demi menghindari terjadinya bencana lingkungan dan sosial termahal dalam sejarah dunia.
"Model" Deloitte meramalkan bahwa dampak perubahan iklim dapat memengaruhi output ekonomi global dan mengajukan nilai seberapa mahal perubahan iklim, jika tak segera diperbaiki, akan merugikan kita. Kerugiannya sebesar 178 trilliun dolar selama 50 tahun ke depan, sekitar 25 juta dollar per satu manusia. Siapa yang berani menyangkal fakta yang dipaparkan sebegitu matematis, akurat dan saintifik seperti itu?
Marilah kita tambahkan satu hal ke dalam diktum Mark Twain yang terkenal. "Ada tiga jenis kebohongan; kebohongan, kebohongan laknat, statistik dan model komputer. Model komputer bukan berarti data. Dan bahkan data tidak berarti fakta atau sesuai dengan dunia nyata. Model komputer, dapat didefinisikan paling baik sebagai hipotesis yang menggambarkan fakta matematis. Tidak ada ilmuwan sejati yang pernah mengatakan "follow the science", namun inilah yang terus-menerus diserukan lembaga-lembaga seperti EU: yaitu mendorong sebuah solusi kolektivis yang seringkali justru lebih merugikan daripada menguntungkan.
Solusi Ditengah Kedaulatan
Lalu, panduan apa yang harus kita gunakan di era seperti ini, dimana segala kemungkinan, termasuk bencana, berkembang sangat cepat. Otoritas yang sah ada di tangan rakyat. Struktur otoritas yang sejati bersifat lokal, bukan terpusat, meski dengan dalih efisiensi dan situasi darurat. Jangan biarkan kita jadi generasi top-down bak era Menara Babel. Pendekatan serupa telah terbukti gagal menyelesaikan masalah-masalah di masa lalu dan tidak akan menyelesaikan masalah yang kita hadapi saat ini. Tanyakanlah kepada diri Anda, apakah model-model Deloitte ini, yang katanya berfungsi untuk mengarahkan semua keputusan penting kita mengenai keamanan ekonomi, peluang bagi keluarga dan struktur masyarakat sipil, cukup akurat? Apakah model itu mampu membatasi pihak-pihak yang mempekerjakan mereka, katakanlah dalam memprediksi performa portofolio saham yang berlandaskan pada energi hijau selama beberapa tahun mendatang?
Jawabannya adalah tidak. Bagaimana kita bisa tahu? Karena jika model seakurat itu benar-benar ada dan diimplementasikan dengan sumber daya yang disediakan Deloitte, maka Deloitte akan segera mengantongi semua uang yang beredar. Itu tidak akan pernah terjadi. Ekonomi global, apalagi lingkungan, memiliki sifat yang terlalu kompleks untuk dimodelkan. Karena alasan inilah kita memiliki dan membutuhkan sebuah sistem pasar bebas. Pasar bebas merupakan model lingkungan terbaik yang bisa kita hasilkan. Biar saya ulangi dengan sedikit tambahan. Pasar bebas bukan saja model lingkungan terbaik yang bisa kita hasilkan, tetapi secara prinsipil akan terus menjadi model terbaik yang bisa dihasilkan dengan komputasinya yang tersebar luas dan mewakili pilihan tujuh milyar orang secara keseluruhan. Model ini sama sekali tak dapat dibuat lebih baik, tentu tidak dengan kesombongan kaum globalis utopis yang gila kekuasaan; yang berpikir bahwa membayar seseorang untuk memanipulasi angka-angka yang dipilih sedemikian rupa, kemudian membacakan ringkasan outputnya, dapat diartikan sebagai kontak nyata dengan kenyataan masa depan sehingga menghasilkan pengetahuan yang tak boleh dibantah, baik secara etis maupun praktis.
Dampak Pola Pikir Delusional
Kenapa ini jadi masalah? Kenapa Anda harus peduli? Well, para juruselamat di Deloitte mengakui bahwa akan ada dampak jangka pendek dari penggunaan obat yang mereka tawarkan, yaitu nol emisi karbon pada tahun 2050: Sebuah tujuan yang sama sekali tidak masuk akal dan tidak dapat dimaafkan, baik secara praktis maupun konseptual. Ngomong-ngomong, tujuan ini identik dengan kebijakan yang minggu lalu diadopsi oleh pemimpin-pemimpin delusional Australia, yang juga berkomitmen supaya negara produktif yang bergantung pada energi itu menurunkan emisi gasnya hingga 40% (+) berdasarkan standar emisi gas rumah kaca 2005 dalam jangka waktu yang mustahil, yaitu delapan tahun. Ini akan memporak porandakan Australia, seperti yang sebenarnya diketahui, dan bahkan juga diakui (secara tidak langsung) oleh perancang rencana-rencana tersebut yang menggunakan situasi darurat sebagai justifikasi.
Berikut pengakuan para konsultan Deloitte yang tertuang dalam ungkapan-ungkapan diplomatis nan politis. Selama tahap awal diterapkannya rekomendasi Deloitte, dampak gabungan dari investasi awal dekarbonisasi ditambah dengan kerusakan perubahan iklim yang sudah terkunci akan menurunkan aktivitas ekonomi untuk sementara waktu. Dibandingkan dengan jalur intensif emisi saat ini, para pembuat rencana yang maha tahu itu kemudian berusaha menjustifikasi dampak tadi dengan ancaman dan janji-janji kosong. Dampak negatif dari rekomendasi mereka itu sudah pasti, sementara manfaatnya belum jelas.
“Mereka yang mengalami dampak terburuk akibat perubahan iklim yang tak segera ditangani juga akan jadi pihak yang paling diuntungkan dari kebijakan emisi rendah masa depan.” Sungguh? Katakanlah itu kepada orang-orang di Afrika, India dan di negara-negara berkembang yang terangkat dari kemiskinan karena batu bara dan gas alam. Dan coba pikirkan pernyataan ini sungguh-sungguh: Industri-industri yang ada saat ini akan disusun ulang sebagai sebuah rangkaian di dalam sistem bebas emisi yang kompleks dan saling terhubung: mobilitas energi, industri manufaktur, makanan dan pemanfaatan lahan, dan emisi negatif. Itu terdengar sulit. Tidakkah begitu menurut Anda? Membangun ulang semuanya sekaligus dan dengan sistem yang lebih baik tanpa menghancurkan segalanya; memperbaiki semuanya dalam kurun waktu beberapa dekade dengan panik yang membabi buta, sementara mengutuki siapa pun yang berani melawan.
Dan apakah harga yang harus dibayar untuk menerapkannya? Inilah bagian yang paling menakutkan, apalagi kalau bukan "sebuah transisi terkoordinasi" yang akan mengharuskan pemerintah, bersama-sama dengan dengan penyedia jasa keuangan dan sektor teknologi, untuk mengkatalisasi, memfasilitasi, mengakselerasi kemajuan, mendorong arus informasi di seluruh sistem dan mengatur supaya insentif individu selaras dengan tujuan-tujuan kolektif. Sulit untuk menuliskan pernyataan bernada totalitarianisme yang lebih kuat dari kalimat itu.
Dampak Pasti VS Prediksi Dampak
Satu-satunya hal yang dijamin oleh model Deloitte ini ialah bahwa jika kita melaksanakan rekomendasi mereka, kita pasti akan jadi lebih miskin dalam jangka waktu yang tak diketahui, tapi secara hipotesis dalam jangka waktu sementara. Pengurangan output ekonomi, tak peduli seberapa sementara dan seberapa diperlukan, akan dibeli dengan mengorbankan nyawa orang-orang yang saat ini berada di garis kemiskinan. Titik. Apakah Anda menyadari bahwa harga makanan semakin mahal, bahwa tempat tinggal semakin mahal, bahwa energi semakin mahal, bahwa banyak barang konsumsi tidak tersedia. Tidakkah Anda menyadari bahwa situasi ini akan memburuk jika kaum moralis tipe-tipe Deloitte ini berhasil dengan rencananya? Seberapa banyak penderitaan jangka-pendek yang harus Anda tanggung? Puluhan tahun? Seumur hidup Anda dan seumur hidup anak-anak Anda? Itu sangat mungkin. Demi kebaikan Anda sendiri, camkanlah itu.
Dan segala pengurangan yang menyengsarakan ini bukan saja tidak akan menyelamatkan bumi, tapi justru akan memperburuknya. Saya pernah bekerja untuk subkomite PBB yang membantu menyiapkan laporan 2012 kepada sekjen mengenai pembangunan berkelanjutan. Mengenai baik atau buruknya berkontribusi terhadap hal semacam itu adalah masalah yang lain lagi. Saya percaya setidaknya laporan itu bisa jadi lebih berbahaya tanpa keterlibatan tim Kanada pada saat itu. Kami memangkas beberapa agenda utopia globalis serta konseptualisasi dan sentimen-sentimen era perang dingin. Itu kontribusi penting. Saya mengumpulkan pengetahuan kunci dan krusial selama beberapa tahun terlibat dalam subkomite itu. Saya belajar bahwa jalur paling cepat dan pasti menuju masa depan yang kita semua inginkan dan butuhkan; yaitu masa depan yang damai, makmur dan indah, adalah dengan mengangkat perekonomian mereka yang hidup dalam garis kemiskinan. Orang-orang yang lebih kaya menaruh peduli terhadap lingkungan, suatu hal yang tentu jauh dari perhatian orang-orang yang terlalu sibuk memikirkan hendak makan apa besok. Bantulah yang miskin menjadi kaya, maka planet ini akan membaik. Atau setidaknya, jangan halang-halangi mereka yang sedang berusaha menjadi lebih kaya.
Buatlah yang miskin jadi lebih miskin (demikian rencana konkret yang diajukan Deloitte), maka segalanya akan memburuk. Mungkin lebih buruk dari yang bisa dibayangkan. Amatilah kekacauan yang terjadi di Sri Lanka, jika Anda perlu bukti. Tentu ada prioritas yang lebih penting daripada penanggulangan perubahan iklim yang sifatnya tidak efektif dan yang harganya jauh lebih mahal. Karya Bjorn Lombard, salah satu diantara karya-karya lainnya, seperti yang dikerjakan oleh Marion Toopey dan Matt Ridley, telah menunjukkan bahwa ada masalah yang lebih mendesak yang sebenarnya bisa dan harus menjadi prioritas politik dan ekonomi saat ini. Sumber daya yang kita miliki bisa dan harus digunakan untuk, misalnya, memastikan kesehatan masyarakat pada saat ini (yang akan berdampak pada produktivitas masa depan) dan pengelolaan lingkungan anak-anak miskin di negara-negara berkembang. Mengapa tidak memberi perhatian pada pemulihan kesengsaran dunia yang sedang terjadi di depan mata kita saat ini? Mengapa tidak memberi perhatian pada anak-anak miskin di berbagai belahan dunia, daripada menyelamatkan dunia hipotesis bagi generasi masa depan yang masih berada di awang-awang.
Pergolakan Rakyat
Rakyat sudah bangun. Para petani dan nelayan Belanda bangkit, para pengemudi truk di Kanada mendorong balik. Protes-protes semacam itu sedang meluas dan meningkat intensitasnya, sebagaimana seharusnya. Kenapa? Karena para konsultan Deloitte dan orang-orang yang mendambakan kekuatan terpusat telah bertindak terlalu jauh. Mereka tidak akan mendapatkan hasil yang mereka inginkan secara hipotetis. Agenda yang dijustifikasi oleh situasi darurat ini akan membuat banyak orang semakin miskin, khususnya mereka yang sudah miskin. Berbagai pemaksaan karena alasan darurat ini malah akan mempersulit dan mengurangi upah para pekerja, yang berjasa menyediakan makanan dan atap bagi kita. Akhirnya, paksaan darurat ini juga akan memperburuk keadaan lingkungan, bukan memperbaikinya. Kenapa? Jika Anda merusak ekonomi sementara demi memperbaiki dunia jangka panjang, orang-orang yang dengan santainya Anda korbankan dalam upaya itu akan terjerumus ke dalam kesengsaraan. Kemudian di dalam kesengsaraan itu mereka akan berupaya mempertahankan hidup dengan cara-cara yang berpotensi merusak ekosistem dan sistem perekonomian. Dua sistem itu bersifat sangat kompleks sehingga hanya bisa dipertahankan secara jangka panjang dengan kemakmuran, dan bukan dengan yang lainnya.
Orang-orang yang mengkritik pandangan saya mengatakan bahwa kita harus menerima batasan-batasan supaya bisa menikmati pertumbuhan. Baiklah, terima batasan-batasannya, tapi secara pribadi. Tinggalkan semua kekayaan yang telah memberikan Anda hak istimewa untuk mengeksploitasi planet ini. Ikutilah gaya hidup para petapa, merumputlah bersama hewan-hewan ternak, atau jika itu terlalu sulit, dan sepertinya memang terlalu sulit, maka belilah mobil listrik jika Anda mau, tapi Anda tidak boleh memiliki kendaraan cadangan darurat yang menggunakan tenaga diesel atau pembangkit tenaga listrik. Belilah saham Tesla. Mungkin itu taruhan terbaik untuk Anda. Tapi bukankah Anda tidak sepaham dengan orang-orang seperti Elon Musk? Berhentilah naik pesawat, berhentilah mengemudi. Kayuhlah sepeda Anda dengan mengenakan setelan bisnis saat musim dingin, jika Anda berani. Saya akan menyiram Anda dengan air dingin ketika saya lewat mengendarai Bronco SUV yang katanya “jahat” tapi hangat. Dengan begitu, saya bisa membantu Anda mencicipi nikmatnya upah dari narsisme moralistik Anda yang munafik itu. Selamatkanlah bumi dengan pilihan-pilihan pribadi Anda dan berhentilah menuntut bahwa semua orang harus mengikuti keinginan Anda secara membabi buta. Berhenti mengutuki dan mencela kami hanya karena kami tidak bersedia menyerahkan otoritas penuh ke tangan Anda. Kami bukan orang jahat hanya karena kami tidak percaya dengan klaim bahwa Anda maha tahu, maha kuasa dan maha hadir.
Tidak ada langkah maju menuju utopia hijau dan kesetaraan yang syaratnya adalah memiskinkan orang-orang yang sudah miskin, memaksa kelas pekerja dan mengorbankan keamanan dan peluang ekonomi di bidang energi pangan dan perumahan. Tidak ada langkah maju menuju utopia global yang hanya sebatas hipotesis dan yang bergantung pada pemaksaan.
Sebuah Solusi Alternatif
Jalan yang lebih baik adalah memprioritaskan masalah-masalah yang sedang kita hadapi di dalam planet yang masih hijau, fungsional dan berlimpah ini. Para politisi yang dipilih oleh rakyat diharapkan mampu dan bersedia untuk melihat ke segala sisi, mencoba memperbaiki yang perlu diperbaiki, mencoba mempertahankan kebebasan dan otonomi seluas mungkin, dan berhenti mengkapitalisasi tindakan-tindakan, pengetahuan dan kebajikan narsistik yang fungsinya hanya untuk pencitraan. Para penguasa harus mendapatkan persetujuan kerja sama dari orang-orang yang terdampak: yaitu para petani, pengemudi truk dan kelas pekerja. Bekerjasamalah dengan mereka, bukannya melarang-larang mereka dengan kekuasaan yang Anda miliki. Bantulah mereka memperbaiki situasi hidupnya supaya mereka kemudian layak atas waktu dan perhatian Anda. Gantilah energi kotor dengan energi bersih jika harus, tapi gunakan uang Anda sendiri dan pastikan bahwa hasilnya murah dan berlimpah, jika Anda memang ingin membantu orang miskin dan planet ini.
Lonceng peringatan sedang berbunyi, berilah perhatian sebelum ia berubah menjadi sirene. Kami tidak akan diam saja membiarkan pemaksaan kalian yang menyengsarakan ini. Kami tidak akan membiarkan kalian mencuri dan menghancurkan energi yang telah membantu kelangsungan hidup kami; yang telah menghasilkan makanan dan tempat tinggal untuk kami; dan memberikan banyak kemudahan bagi kehidupan modern hanya untuk menenangkan keresahan eksistensial Anda. Lalu jika agenda kalian gagal karena alasan apa pun, kami tidak akan membiarkan anak-anak kami dikritisi terlebih dahulu hanya karena mereka memiliki keberanian untuk sekadar hidup dan kemudian dibatasi untuk mendapatkan masa depan yang makmur dan penuh kesempatan, sebagaimana yang senantiasa kami usahakan mati-matian bagi mereka.
Kami tetap tidak percaya pada narsisisme moralistik dan pretensi intelektual bahwa Anda tidak tahu menahu soal kelemahan statistik dan penyalahgunaan aritmatika. Kami tidak percaya, secara mutlak, bahwa situasi darurat yang Anda nyatakan dan rasa panik yang Anda rasakan karenanya, membuat Anda berhak mendapatkan semua otoritas yang diperlukan.
Jadi, jangan campuri urusan kami, kalian orang-orang yang haus kekuasaan terpusat, kalian para penyembah Gaia, kalian orang-orang yang mengorbankan harta milik orang lain, kalian yang ingin jadi juruselamat planet, kalian para pelakon Machiavellian dan “tukang pencitraan” yang seolah-olah menolak kekuasaan, padahal gila kekuasaan. Biarkan kami makmur atau tidak sebagai akibat dari pilihan kami sendiri, dengan tanggung jawab pribadi kami yang tidak boleh dikurang-kurangi. Jangan campuri urusan kami atau kalian akan merasakan akibatnya dan menyaksikan kehancuran dahsyat pada hal-hal yang kalian klaim ingin selamatkan.
Catatan penerjemah:
*Diktum Mark Twain yang dimaksud adalah “There are three kinds of lies: Lies, Damned Lies, and Statistics”
** Membaca artikel berikut (https://www.aei.org/op-eds/why-we-cannot-just-follow-the-science/) dapat memberikan pemahaman yang lebih penuh mengenai pernyataan: Tidak ada ilmuwan sejati yang pernah mengatakan "follow the science".
Sumber teks:
https://www.telegraph.co.uk/news/2022/08/15/peddlers-environmental-doom-have-shown-true-totalitarian-colours/